Sebagai orang yang terlahir dengan agama Islam, mulanya aku nggak punya kebanggaan sebagai orang Islam, merasa punya agama pun nggak karena agama saat itu bagiku hanyalah bawaan dari orang tua, tapi seiring dengan bertambahnya usia, akhirnya aku menemukan sebuah keyakinan dan kebenaran yang hakiki tentang agamaku. Aku bangga memiliki Islam sebagai agamaku. Tapi kadang-kadang ada hal-hal yang membuatku merasa malu sebagai orang Islam, aku malu saat sesama pemeluk Islam melakukan pengeboman dan menyebabkan terbunuhnya ratusan manusia tak bersalah, aku malu saat menjelang sholat berjamaah di masjid, banyak orang Islam yang mengendarai motor tidak memakai helm, belok sembarangan dan parkir seenaknya. Aku malu saat melihat seorang cewe berjilbab dengan wajah tanpa dosa menerobos traffic light yang sedang menyala merah. Aku malu saat melihat seorang Islam dengan santainya membuang sampah koran seenaknya usai Sholat Ied. Aku malu saat seorang pria muslim berbaju koko memotong antrian masuk mal dan hanya tertawa-tawa bangga melihat wajah kesal orang lain yang diserobot antriannya. Aku malu melihat seseorang yang sering menjadi Imam di masjid kantor tapi terlalu sering membicarakan kejelekan orang lain dan bahkan memfitnah kemana-mana. Aku malu saat sesama Islam melakukan pemukulan dan pengrusakan dengan mengatasnamakan kebenaran. Aku malu saat umat Islam melakukan tindakan anarkis yang dibenci Allah dan Rasul-rasulnya. Sangat disayangkan bahwa dalam agamaku ada banyak orang-orang yang memiliki sifat seperti itu. Memang kita sebagai manusia memiliki sifat dan sikap yang berbeda satu sama lain, tapi tidak bisakah jika kita menyelesaikan semuanya dengan kelembutan dan kasih sayang? Kalau ada orang dari agama lain yang bersikap seperti itu terserah, tapi tidak bisakah kita menjadi orang yang lebih baik dari agama lain? Tidak semestinya kan kita meniru tindakan anarkis orang lain? Tidak seharusnya kan tiap hari kita hanya meributkan agama orang lain?
Kita bisa memulai dengan diri kita sendiri. Mencoba memperbaiki diri agar sikap, tindakan dan kata-kata tidak mempermalukan Islam. Bukankah sangat membanggakan jika seorang wanita muslim bisa mendidik anaknya tentang hal-hal yang baik, bukankah sangat diharuskan bagi seorang laik-laki muslim memberi contoh yang baik bagi keturunannya. Hal-hal yang baik itu tidak hanya harus syahadat, sholat, puasa, zakat, dan naik haji. Tapi juga menjaga kebersihan, menjaga ketentraman lingkungan, saling menghormati dan menghargai orang lain, mematuhi aturan yang dibuat oleh manusia (peraturan lalu lintas misalnya). Karena dari hal-hal kecil seperti itulah, maka tidak akan terasa berat bagi kita untuk menjalankan aturan-aturan Tuhan.
Kita bisa memulai dengan diri kita sendiri. Mencoba memperbaiki diri agar sikap, tindakan dan kata-kata tidak mempermalukan Islam. Bukankah sangat membanggakan jika seorang wanita muslim bisa mendidik anaknya tentang hal-hal yang baik, bukankah sangat diharuskan bagi seorang laik-laki muslim memberi contoh yang baik bagi keturunannya. Hal-hal yang baik itu tidak hanya harus syahadat, sholat, puasa, zakat, dan naik haji. Tapi juga menjaga kebersihan, menjaga ketentraman lingkungan, saling menghormati dan menghargai orang lain, mematuhi aturan yang dibuat oleh manusia (peraturan lalu lintas misalnya). Karena dari hal-hal kecil seperti itulah, maka tidak akan terasa berat bagi kita untuk menjalankan aturan-aturan Tuhan.