Sunday, September 22, 2013

Mati lampu mannn.....

Yup, biasa kali klo di pontianak mati lampu, pake acara bergiliran pula, dr info temen2 via whatsapp, jadi tau deh klo listrik pada mati. Duluan di tempat prita and probo, tapi di tempat probo sudah duluan hidup. Ga ada info apa2, ga ada tanda apa2 trus tau2 mati lampu. Mana sudah malam pula baru matinya, dan (baru) 40 menit saya sudah mulai gelisah, digigit nyamuk, panas gila, dan mulai bete. Akhirnya ambil tablet dan mulai nulis dengan susahnya (pake tablet tanpa keyboard).
Saya harap matinya ga pake lama luar biasa, ga ingin kembali ke jaman itu ketika pln matiin listrik dari jam 6 pagi dan baru nyala jam 7 malam. 
So, yaudah siap2 tidur aja smbl ngumpet di dalam selimut.

Saturday, September 21, 2013

My pets was gone

Yup, percaya nggak, pertama kali membeli hewan yang rencananya untuk dipelihara, tapi umurnya nggak nyampe sehari, hanya hitungan jam, ato mungkin menit? God, nobody know.

Jadi ceritanya bermula dari lomba kebersihan dan kerapian di kantor. Trus satu ruangan jadi semangat, mulai dari bersih-bersih and kepikiran beli tanaman plus beli akuarium. So, dibeli lah sebuah akuarium yang ukurannya kira2-kira 60 cm kali 30 cm, tinggi 35 cm. Akuarium minimalisnya berisi beberapa jenis ikan kecil, koi, neon, dan entah apa lagi (sory saya nggak expert soal ikan).  Saya bilang minimalis soalnya emang beneran minimalis, ga ada hiasan apa-apa, cuma ikan, oksigen dan sebuah filter cukup besar yang saya beli tadi malam, hadeuh.
Dan setelah saya gugling plus tanya sana sini, ternyata untuk membangun sebuah peradaban biota air di dalam ruangan (halah bahasa gue) dibutuhkan biaya yang nggak sedikit.
Akuarium, filter, oksigen, ikan, pasir malang, batu hiasan, tanaman air, dan segala tetek bengeknya. Hmmm... memang lumayan ya, apa lagi klo ternyata kita nggak telaten merawatnya ntar si ikan mati, tanaman mati, air keruh, blah, kaya ngurus bayi deh pokoknya :D.
Jadi karena pak bos semangat, beliau lah yang memasang filter, tarik kabel sana sini buat nyalain segala perangkat akuariumnya.
Dan masih menunggu berry datang membawa bebatuan dari sintang, habis itu baru beli pasir malangnya, tanaman dan mungkin beberapa hiasa, trus atur deh akuariumnya.

Nah, awalnya sudah jelas, setelah saya ngalor ngidul nyeritain kehebohan ruangan saya. So, saya juga jadi latah pingin melihara sesuatu di meja kerja saya, pilihan jatuh pada kura-kura brazil. Jadi sambil beli filter saya juga beli 2 ekor kura-kura brazil, saya nggak berani bilang sepasang karena saya nggak tau ntu kura-kura jantan ato betina, hehehe... so ya udah 2 ekor kura-kura aja.

Setelah pilih-pilih, akhirnya dibungkuslah 2 ekor kura-kura, yang satu tempurungnya agak gelap yang satu lagi agak terang. Sama penjualnya dibungkus pk plastik kiloan diisi sedikit air gitu. trus disatuin sm bungkus filter gede. Dan si kura-kura bersama filter digantung di motor, dan saya pun pergi ke toko lain untuk mencari tanaman air, tanya-tanya bin ngobrol sama yang punya toko ada kali setengah jam, trus ga jadi beli dulu soalnya harus pake media pasir malang untuk menanam tanaman airnya, jadi saya pergi ke supermarket untuk beli semprotan untuk tanaman dan batu-batu kecil yang rencananya buat si kura-kura. Kelar belanja saya di motor dan mengecek bungkusan kura-kura. Lho kok anget? Bungkusan dibuka dan jeng jeng jeng.... 2 ekor kura-kura tanpa dosa itu sudah terkapar menjadi kura-kura rebus, hiks, sedihnya. Rupanya naruh kura-kuranya nggak bener, nempel deket mesin motor, dan tewaslah mereka direbus hidup-hidup. Hiks, huaaaa... maaf kura-kura.... Semoga arwah kalian tenang di surga sana, kan katanya hewan klo mati masuk surga ya...

Jadi begitulah nasib peliharaan saya yang bahkan belum sempat sampai di rumah barunya.
RIP kura-kura brazil.


Konnichiwa

Yuk, belajar nulis, nulis apa aja yg penting asyik en nyenengin buat dibaca, klo bisa yg informatif juga, nah loh, klo ada tulisan di blog saya ini boleh di copy kok, tapi atas seijin saya yah.....