Akhir-akhir ini orang-orang pada asyik nyeritain facebook. Di mall nyebut-nyebut facebook, di kantor saling sapa trus ngobrolin facebook, lagi asyik bercanda ngambilnya bahan uploadan dari facebook. Mulai dari jualan, iklan, cari pacar, cari kenalan, semua lewat facebook. Ga hanya sampai disitu, para caleg pun berusahan menjaring pemilih lewat facebook. Bahkan ada juga yang menggunakan metode black campaign dengan cara menjelek-jelekkan (apa emang udah jelek ya?) saingan lewat facebook.
Demam facebook akhir2 ini sedang mewabah, mirip jamur di musim hujan. Terutama di kalangan temen2 sekerja saya, dan akhirnya saya pun ikut-ikutan ketularan wabah facebook. Hehehe... asal ga ketularan wabah penyakit aja.
Anyway, fenomena kaya gini biasa terjadi dimana2, dulu friendster pernah menduduki peringkat 1 laman paling banyak digunakan di Indonesia dibandingkan media pertemanan sejenis. Dan siapa tau, facebook bisa mengungguli popularitas friendster, dan bahkan ada pengguna friendster yang dengan terang-terangan mengkampanyekan (taelah, mentang2 musim pemilu) untuk meninggalkan friendster.
Tapi dibalik itu, ada pihak-pihak tertentu yang (mungkin) nggak begitu suka dengan kesuksesan facebook, terbukti dengan adanya email yang baru-baru ini saya terima yang isinya menyatakan bahwa keuntungan dari facebook digunakan untuk mendanai perang di Gaza. Soal kebenaran dari email ini jujur saja saya tidak tau, apakah hanya hoax atau memang benar? Soalnya ga ada waktu banyak untuk menelusuri kebenarannya, hehehe...
Terlepas soal benar tidaknya kabar tersebut, mau tidak mau harus kita akui bahwa Indonesia sebagai negara yang mulai belajar untuk melek teknologi paling tidak jadi mengerti sedikit tentang internet. Harapan saya hanyalah agar kita bisa memanfaatkan media seperti ini sebaik-baiknya dan tidak menggunakannya untuk hal-hal yang dapat merugikan semua pihak. Ada baiknya jika digunakan sebagai media pembelajaran dan silaturahim sesama teman dan sesama umat manusia (wahahaha...ketinggian bahasanya).
Anyway, semoga berita email itu cuma hoax semata, so kita masih tetap bisa menikmati facebook tanpa ada rasa bersalah.
Demam facebook akhir2 ini sedang mewabah, mirip jamur di musim hujan. Terutama di kalangan temen2 sekerja saya, dan akhirnya saya pun ikut-ikutan ketularan wabah facebook. Hehehe... asal ga ketularan wabah penyakit aja.
Anyway, fenomena kaya gini biasa terjadi dimana2, dulu friendster pernah menduduki peringkat 1 laman paling banyak digunakan di Indonesia dibandingkan media pertemanan sejenis. Dan siapa tau, facebook bisa mengungguli popularitas friendster, dan bahkan ada pengguna friendster yang dengan terang-terangan mengkampanyekan (taelah, mentang2 musim pemilu) untuk meninggalkan friendster.
Tapi dibalik itu, ada pihak-pihak tertentu yang (mungkin) nggak begitu suka dengan kesuksesan facebook, terbukti dengan adanya email yang baru-baru ini saya terima yang isinya menyatakan bahwa keuntungan dari facebook digunakan untuk mendanai perang di Gaza. Soal kebenaran dari email ini jujur saja saya tidak tau, apakah hanya hoax atau memang benar? Soalnya ga ada waktu banyak untuk menelusuri kebenarannya, hehehe...
Terlepas soal benar tidaknya kabar tersebut, mau tidak mau harus kita akui bahwa Indonesia sebagai negara yang mulai belajar untuk melek teknologi paling tidak jadi mengerti sedikit tentang internet. Harapan saya hanyalah agar kita bisa memanfaatkan media seperti ini sebaik-baiknya dan tidak menggunakannya untuk hal-hal yang dapat merugikan semua pihak. Ada baiknya jika digunakan sebagai media pembelajaran dan silaturahim sesama teman dan sesama umat manusia (wahahaha...ketinggian bahasanya).
Anyway, semoga berita email itu cuma hoax semata, so kita masih tetap bisa menikmati facebook tanpa ada rasa bersalah.